Orang Luar, Orang Dalam

Thursday, May 31, 2012

Hola everybody! :)

Ahh, lama tak bersua, tak terasa sudah sebulan saya tidak menulis di sini. Padahal targetnya seminggu sekali nulis di sini, tapi ya sudahlah, yang namanya inspirasi tidak bisa dipaksakan, bukan? ;) (padahal nulis juga asal bunyi hahaha)

Dan... mari kita mulai ocehan saya kali ini. Kali ini saya mau ngedumel tentang uchi no mono dan soto no mono, yang dalam padanan bahasa Indonesianya mungkin 'orang dalam' dan 'orang luar'.

Sesuai namanya, uchi no mono atau 'orang dalam' itu orang-orang yang dekat dengan diri kita, masuk ke dalam kelompok karena kedekatan hubungannya. Biasanya sih keluarga dan sahabat. Kalau soto no mono atau 'orang luar', ya orang-orang selain 'orang dalam'. konsep uchi dan soto no mono ini bisa dibilang menjadi landasan dasar dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang. Kalau mau tahu lebih lanjut tentang konsep ini, silahkan tanya mbah gugel atau baca buku-buku karya Nakane Chie. Siapa dia? Ya seperti yang telah saya bilang, silahkan tanya ke mbah gugel huehehe




Oke, kembali ke pokok permasalahan. Mungkin saya yang terlalu berlebihan atau entah orang lain yang memang ga peka, tapi saya merasa orang-orang di sekitar saya sangat bebas dalam melakukan interaksi sosial dengan orang lain; baik itu sahabat, teman, atau pacar. Kalau saya, sih, mikirnya sedekat apapun hubungan saya dengan seseorang, ada sesuatu yang pasti tidak bisa dibagi ke orang tersebut.


Jadi, saya agak kaget begitu dengar cerita sahabat saya yang tuker-tukeran gadget sama pacarnya, padahal pacaran juga belum begitu lama. Saya langsung mikir "Ih, kok bisa, sih?". Tapi saya merasa itu mungkin cuma saya aja yang terlalu paranoid, ya. Toh gaya pacaran tiap orang kan berbeda-beda. Terus ada kasus temen saya yang baru saja jadian sama pacarnya, langsung dibawa untuk dikenalkan ke teman-temannya yang lain. Lalu di saat yang bersamaan ada satu teman yang mau curhat, eh teman yang bawa pacarnya ini bilang supaya jangan cerita dulu, tunggu pacarnya balik dulu (saya lupa pacarnya ngapain, pokoknya menghilang dari meja) biar pacarnya bisa ikut dengerin ceritanya juga. Nah, kalau yang ini saya betul-betul heran. Kami baru ketemu sekali terus dia dengan mudahnya masukin pacarnya ke dalam uchi no mono kami? There's no wayyyy that could happen, you can't do that to us, at least not to me ;) Saya ngerti, sih, maksudnya dia adalah untuk 'mendekatkan' pacarnya kepada kami, tapi ya bukan kayak gitu juga caranya, kan? Ada cara lain yang lebih 'halus' supaya pacarnya ga merasa 'tersisihkan' dari kami.


Banyak lagi sebenernya kejadian lain yang membuat saya mempertanyakan konsep 'orang luar' dan 'orang dalam' ini. Ya, saya tahu, mungkin banyak yang berpikir 'Itu kan di Jepang, di sini Indonesia.' Tapi bukankah hal macam ini harusnya sifatnya universal, ya? Saya yakin orang-orang di seluruh dunia pasti punya pemikiran macam ini, kok, cuma tingkatannya aja yang berbeda-beda. Dan tingkatan saya, saya akui mungkin terlalu ekstrem, sampai-sampai salah satu teman saya bilang

"Lo itu... temennya itu-itu aja, ya? Milih-milih temen gitu kesannya." 

Jujur saya rada kesel pas dibilang seperti itu, tapi setelah saya merenung (cieh), saya memang begitu. Saya memang memilih teman, tapi saya memilih yang betul-betul bisa membuat saya nyaman, dan saya kategorikan mereka sebagai sahabat; dengan kata lain 'uchi no mono' saya. Tapi saya tetap berteman dengan orang-orang lain, kok, karena saya juga sadar kalau kita terus berada di satu tempat, kita tidak akan berkembang, kan? :)

Yah, jadi kurang lebih inilah alasan mengapa kadang saya suka risih dan memasang muka bete kalau ada orang yang baru kenal, baru bertukar satu-dua kalimat, tapi dengan mudahnya berusaha masuk atau diusahakan masuk (you know what I mean...) ke dalam uchi no mono saya. Sekali lagi, saya sadar bagi tiap orang tingkatan 'orang dalam' dan 'orang luar' memang berbeda-beda, tapi saya juga berpikir ada suatu batasan yang (harusnya) disadari oleh setiap anggota kelompok, tanpa harus diungkapkan secara eksplisit.

Baiklah, segini dulu ocehan saya yang ternyata jadinya lumayan panjang. Sekarang, mari kita tidur. Let dreams take you to infinity... and beyond!



0 comments: